Tau rasanya dilupakan? Itu 10x lipat lebih menyakitkan dari diputusin tanpa alasan. Apalagi kalau di lupakan sama orang-orang yang kita sayang. Gatau lagi deh mau ngejelasinnya kayak apa.

But sometimes, kita harus kuat ketika menghadapi momen-momen kayak gini. Ya logikanya, gak selamanya kita di ingat kan? Ada saat dimana kita 'memang harus' dilupakan. Mungkin karna orang lain atau memang sangaja dilupakan.

Dan aku disini, jauh lebih baik setelah menulis catatan ini. Aku dapat bernafas lega setelah sebelumnya gak bisa mekik buat nangis karena di balut kostum fashion show go green dan make-up menor.

Kesimpulannya? Nisa itu memang cengeng :))

Tulisan ini dibuat tanggal 27  Oktober 2012, 

Kantin Koko, sambil nangis.
Sama seperti isi tulisan ini, aku juga lupa buat ngeposting tulisan ini di blog.

Sejenak berandai-andai. 

Jika nanti aku bertemu dengan mu lagi. Mungkin saja kita bertemu saat kau sedang membaca sebuah buku di bilik filsafat manusia Gramedia atau saat aku sedang menunggu pasien di salah satu ruang praktek yang ternyata tanpa di duga pasien itu adalah kau. Apa yang akan kau katakan pertama kali dan apa yang akan ku lakukan?

Mungkin kita saling menebak-nebak, siapa yang pertama sekali akan menyapa ataupun tersenyum. Mulai berhalusinasi tentang hal-hal yang sudah kita rencanakan sebelumnya, jika suatu hari nanti kita bertemu dengan sengaja ataupun tidak disengaja. Apa yang akan kau lakukan?

Sudah tentu yang pertama kali ku lakukan adalah, tersenyum. Jika nanti senyum ku terlihat kaku dan tidak tulus, itu bukan karna aku membenci mu tapi karna begitu kaget melihat wajah ganteng mu berada nyata di depan ku.

Lalu aku akan mencoba menyapa mu, menyebut nama mu untuk pertama kalinya setelah sekian lama kita tidak bertatap muka. Jika nanti suara ku terdengar bergetar, itu karna aku takut salah mengeja nama mu. Aku terlalu berhati-hati agar tidak merusak hati mu sekali lagi. Harus berhati-hati.

Selanjutnya kan ku beranikan diri untuk menanyakan kabar mu. Kau akan melihat sorot mata ku nanar dan tangan ku yang gemetar saat menanyakan hal ini. Itu semua semata-mata karna aku ingin sekali memeluk mu, bersandar di dada bidang itu untuk waktu yang lama sekali. Ingin menangis, tidak tahu harus menangis bahagia karna menemukan mu atau menangis pilu karna kau tidak merasakan hal yang sama dengan apa yang ku rasakan. Kau juga akan mendengar ku mengatakan kalimat seperti ini, "Hei, sekarang makin gendut aja ya".  Itu hanya sekedar basa-basi agar rindu dan semua perasaan ku tidak terlihat sangat jelas di pelupuk mata mu.

Aku tidak ingin kau tahu kalau aku masih begitu sangat mau menggenggam tangan mu, menatap mata mu dan menghirup aroma parfum maskulin mu berlama-lama. Aku takut. Aku takut menghancurkan hati mu sekali lagi.

Lalu akhirnya kita berpisah lagi, kau menuju kehidupan mu dan aku menuju lembaran-lembaran kertas yang di tulis untuk menceritakan mu. Aku mulai merindukan mu lagi. Mulai menghitung hari, kapan lagi kita bisa bertemu.

Bagaimana dengan mu? Apa yang akan kau lakukan jika suatu hari nanti kita bertemu? 

Akhir-akhir ini Blackberry Gemini ku sering nge-restart sendiri. Terus bakalan hidup lagi kalau dicolokin dengan charger yang sudah dialiri listrik. Aku menarik kesimpulan sendiri, mungkin sudah seharusnya menggantinya dengan batrai baru. Karna kalau dilihat-lihat sih, memang batrai yang sekarang udah gembung seperti perut ibu hamil akibat keseringan aku charger tanpa harus menunggu lowbat dulu. Akhirnya batrai jadi cepat banget habis, nge-chargernya juga cepat dan akhirnya nge-restart. Tapi kemarin kata Aryo, alasan BB suka nge-restart sendiri karna kelebihan RAM. Aku juga gak ngerti apa itu RAM, kalau katanya sih itu semacam kecepatan aplikasi yang sedang ON. Hem, masih ga ngerti juga sebenarnya.

Mungkin hati seseorang bisa diibaratkan seperti batrai handphone. Saat hati sudah terlalu lama memendam, menerima semua masukan dalam bentuk saran maupun kritikan, terlalu lama menunggu, dan terlalu banyak bersabar, hatinya jadi gembung seperti perut ibu-ibu hamil; ujung-ujungnya hati bakal nge-restart sendiri. Mulai dari awal lagi, menerima lagi, dan memendam lagi lalu nge-restart lagi. Begitu seterusnya, tidak akan berubah sebelum hatinya diganti dengan hati yang baru.

Tapi memangnya hati bisa diganti dengan hati yang baru? Bisa.

Gambar : Hasil Pencarian Google 

Namun sayang, hati bukan batrai yang akan berhenti nge-restart saat diganti dengan yang baru. Tetap saja akan ada masa dimana hati kembali nge-restart lagi, memendam dan bersabar lagi. Karna hati itu reversible, bisa berubah-rubah.

Katanya, disetiap natal itu ada santaclaus. Dia akan memberikan kado tengah malam, melalui cerobong asap, lalu tersenyum damai. Jika santaclaus itu benar-benar ada, aku tidak akan meminta hal-hal yang sama seperti tahun sebelumnya; seseorang yang baru. Aku akan meminta hati baru. Sungguh. Karna menggunakan hati yang sudah gembung seperti ini benar-benar melelahkan, bikin capek sendiri.

Kamu tidak bisa selamanya membiarkan blackberry me-restrat sendiri, tapi harus membelikannya batrai baru. Sama halnya dengan hati.

Ini sudah akhir tahun kedua semenjak itu, mau sampai kapan memendam dan membiarkan hati mu me-restrat sendiri? Kalau akhirnya santaclaus tidak datang juga, bagaimana? Sudahlah, jangan keras kepala. Sudah mulai lelahkan? Tunggu apa lagi? Ini hati mu, bukan hati santaclaus. Hanya kau yang bisa membuatnya lahir menjadi sesuatu yang baru :)

Sabtu, 15 Desember 2012
Anissa Florence Oktina Pardede
Kamar 4 x 4 meter, bersiap-siap untuk natal universitas.