Tahun ini aku sudah memasuki umur ke 23 tahun. Umur serba nanggung. Dibilang masih anak-anak, enggak. ditetapkan sebagai orang dewasa juga tidak.
Pemikiran gadis umur 23 ini masih saja tentang makan, main-main, diskon belanja, make-up, rencana liburan ke Bali ataupun Raja Ampat, pendidikan yang ga ada habisnya, pasangan masa depan (hihi) dan sebagian kecil tentang perempuan cantik seperti Astrid Tiar ataupun Nuniek Tirta (if you stalking stalking her instagram, siap-siap jatuh cinta deh #promosi). Ya gimana ya, secara umur segini pasti mikirnya seputaran rencana masa depan, topik yang mempunyai presentase paling besar dalam pikiran seorang perempuan. Mau jadi perempuan seperti apa 10 tahun lagi, atau ingin memiliki keluarga kecil seperti apa. Ya kalau bisa dapat suami yang baik, seiman, sayang anak, sayang istri blablablablabla sampai-sampai sering lupa kalau sebenarnya saat ini masih banyak kewajiban-kewajiban yang harus dilaksanakan dan diperjuangkan. Ini aja rasanya sekolah kelamaan, belum selesai juga di umur 23 tahun. Padahal diluar sana temen-temen seangkatan sudah dapat menghasilkan duit dari keringat sendiri, bahkan sudah ada yang melahirkan manusia-manusia baru generasi penerus bangsa. Bawaannya baper aja kalau udah ngeliat isi snapchat Dian Sastrowardoyo yang tiap malam membantu anaknya mengerjakan PR. Atau kesel sekaligus jealous sama postingan-postingan lucu dan sweet keluarga Glenn Alinskie.
Tapi ya namanya juga kehidupan ya kan, setiap orang punya caranya sendiri buat bahagia. Walau ga bisa membantu anak mengerjakan PR seperti Dian Sastro, aku tetap bahagia loh. Menciptakan sebuah senyum ternyata engga sesulit yang pernah ku pikirkan beberapa tahun yang lalu. Asal bersyukur dan ga terus-terusan melihat keatas, bahagia itu datang sendiri kok. Dan betapa aku sangat beruntung bisa melewati Oktober tahun ini dengan berkat dan anugerah yang tiada hentinya.
Ini kejadiannya seminggu setelah tanggal 12 Oktober. Dua orang temen ku Leli Panggabean (kuning) dan Merillin Cahyandini (putih) sedang melakukan kegiatan koas di Kota Siantar sedangkan yang baju merah itu kawan gila yang kayaknya dari awal koas tahun 2015 sampai sekarang siklus koasnya ga beda-beda jauh sama ku. Intinya si Novia Hutabarat (baju merah) ini emang selalu ngikutin aku sih. Mungkin emang dia ga bisa jauh-jauh dari aku kali ya, hahaha ga ngerti juga.
Sebenarnya masih banyak juga sih gadis lain yang sayang sama ku tapi ga bisa hadir disaat itu. Ada yang lagi tugas di Kota Siantar, Kisaran, dan Lubuk Pakam. Tapi yang bisa hadir dan berhasil membuat aku terbengong yang cuma tiga manusia ini. Skenarionya rapi banget. Ga nyangka dan malu setengah mati ditempat itu. Diliatin orang-orang, dan disalami kayaknya hampir sama semua pegawai resto. Yang gak enaknya adalah, saat seorang pramusaji perempuan ngehampirin aku sambil bilang, "Selamat ulang tahun ya kakak jomblo, semoga ditahun ini segera melepas masa jomblonya. Eh foto dulu ya kak, buat kenang-kenangan restoran kami" dan aku terbengong what?!! Mungkin foto mereka bareng aku bakal dipajang di majalah bulanan atau di papan catatan memo dengan caption 'Kakak yang jomblo ini aja mau ngerayain ulang tahun di tempat kami, masa kamu tidak????' Jengjeng lalu menjadi trending topik sosial media lalu diundang ke Entertaiment News Net TV (eh kejauhan ya?) Back to topik, sudah pasti semua kekampretan ini adalah kerjaan..... Ya kerjaan siapa lagi kalau bukan kerjaan tiga bijik gadis yang ga bisa diam ini??? -__-
Terimakasih banyak ya buat kalian sahabatku yang sebagian besar isi otaknya tentang suami dan anak-anak yang lucu. Walau kadang lebih banyak bikin malunya, terimakasih loh gadis. Terimakasih sudah menjadi keluarga ku di kota perantauan ini. Semoga kita tetap seperti ini walaupun nanti sudah ditempatkan di daerah yang berbeda ya gais!
Dan doa kalian semua aku aminkan ya wei! Terutama soal doa yang itu. I love you, all!
Semoga Bulan November besok ga sering-sering hujan. Kasian orang-orang yang kebanjiran, kasian juga pakaian ku yang susah keringnya.
See you when I see you, October.