Seiring
bertambahnya usia, terjadi perubahan-perubahan pada kulit manusia. Perubahan
hormonal menyebabkan penuaan dari dalam sedangkan lingkungan luar seperti sinar
UVA-UVB dan radikal bebas menyebabkan penuaan dari luar.
Penuaan
dari dalam menyebabkan penipisan lapisan kulit, penurunan produksi kolagen pada
jaringan ikat, dan menurunnya produksi kelenjar minyak. Hal tersebut
menyebabkan kulit jadi terlihat lebih tipis, lebih pucat, lebih kering dan
lebih keriput seiring berjalannya waktu.
Sinar
UVA-UVB merupakan faktor terbesar penyumbang penuaan kulit dari luar karna
menginduksi produksi spesies oksigen reaktif (ROS) dikulit. ROS ini menyebabkan
mutasi dan kerusakan pada kolagen. Selain itu radiasi sinar UV juga dapat
memicu melanogenesis yang menghasilkan penggelapan dan pembentukan pigmen
kulit.
Vitamin
C (asam askorbat) adalah salah satu dari empat bahan terpenting produk
perawatan kulit. Selain berguna untuk kesehatan kulit, vitamin c juga dapat
membantu pertumbuhan tulang, membentuk sel baru pada tubuh dan juga menurunkan
tekanan darah pada pasien hipertensi. Vitamin C tidak diproduksi sendiri oleh
tubuh manusia, sehingga kita membutuhkan asupan vitamin c dari luar.
Peran Vitamin C Pada Kulit
Jika
dikonsumsi secara oral, kerja vitamin c untuk kulit tidak terlalu efektif. Hal
ini terjadi karena vitamin c dengan dosis > 1 gram dikonsumsi oral maka
penyerapannya di usus hanya < 50%, sisanya di ekskresi melalui urin. Sehingga
sediaan vitamin c yang paling direkomendasikan untuk masalah kulit adalah
secara topikal.
Vitamin
C topikal terbukti dapat meningkatkan produksi kolagen (paling baik diserap
pada PH 2.0), menghambat tyrosinase (enzim yang membantu pembentukan melanin), mencegah
photodamage, mengobati melasma; striae alba; kemerahan pada kulit pasca
tindakan laser dan juga diklaim sebagai salah satu antioksidan radikal bebas
kuat. Jika digunakan secara teratur, vitamin c topikal dapat mencegah penuaan
dini.
Sebuah
penelitian yang dilakukan oleh Nusgens et al. tahun 2001 pada 10 orang
perempuan pascamenopause menemukan bahwa penggunaan asam L-askorbat 5% topikal secara rutin meningkatkan kadar
kolagen pada kulit. Hanya saja kekurangannya adalah, sediaan vitamin c topikal tidak
stabil jika terkena cahaya, sehingga jika vitamin c topikal anda sudah melewati
masa 6 bulan setelah dibuka disarankan untuk membuang produk karna rawan
oksidasi.
Sebagian
besar vitamin c topikal aman digunakan setiap hari dalam jangka waktu yang
lama. Bahkan beberapa penelitian menyimpulkan bahwa vitamin c sangat baik jika
dikombinasikan dengan agen anti aging lainnya seperti sunscreen, tretinoin (derivat
vitamin A), serta asam glikolat yang sering digunakan sebagai agen chemical
exfoilator. Namun penggunaan asam askorbat dengan tretinoin dan asam glikolat
harus diperhatikan karna dapat menyebabkan iritasi dan kekeringan pada kulit.
Sehingga jika pun ingin mengkombinasikan dua zat ini disarankan untuk tidak
menggunakannya secara bersamaan. Contoh jika kamu menggunakan asam askorbat di
pagi hari, lebih baik kamu menggunakan tretinoin atau asam glikolat pada malam
hari. Penggunaan asam askorbat pada pagi hari sangat membutuhkan kombinasi
dengan sunscreen mengingat bahwa sifat vitamin c yang antioksidan kuat
sedangkan UVA dan UVB adalah agen radikal bebas.
Suntik Vitamin C, aman kah?
Karna
penggunaan vitamin c oral dan topikal masih memiliki banyak kelemahan,
seringkali injeksi vitamin c secara intravena dijadikan opsi lain dalam merawat
kesehatan tubuh terutama kulit. Selain mendapatkan hasil yang lebih cepat dari
oral dan topikal, suntikan vitamin c secara intravena juga dipercaya lebih efektif
dan praktis.
Namun,
apakah vitamin c secara intravena betul-betul aman jika digunakan dalam jangka
panjang?
Keith
Ong, seorang dokter di Pacific Healthcare Holdings Singapura melakukan
percobaan mengenai efek suntikan intravena vitamin c dan glutathione pada kulit
283 pasien. Glutathione adalah salah satu antioksidan yang diklaim paling baik.
Dalam
penelitian tersebut, Keith Ong menyuntikkan 2 gram vitamin c dan 600 mg glutathione
pada 283 pasien selama 6 minggu. Jarak penyuntikan setiap pasien 7-10 hari
persuntikan. Pada minggu ke 6 percobaan, terdapat 270 pasien yang melaporkan
perbaikan pada kulit mereka. Pasien mengaku bahwa kulit mereka lebih lembab dan
lebih cerah dibandingkan ketika pertama kali melakukan suntikan intravena
vitamin c dan glutathione.
Dari
283 pasien, tiga diantaranya mengeluhkan gastritis (radang lambung) ringan, dua
mengeluh menggigil, dan dua mengeluh sakit kepala. Untuk saat ini menurut
beberapa jurnal dan penelitian, injeksi glutathione intravena tidak memiliki
efek samping jika digunakan dalam jangka pendek.
Namun efek samping penggunaan
glutathione jangka panjang belum dapat dipastikan aman.
Sedangkan
injeksi vitamin c masih aman jika tidak dilakukan pada orang yang mengalami
defisiensi glukosa-6-fosfat dehydrogenase (G6PD) dan gagal ginjal kronis. Dosis
vitamin c yang dapat ditoleransi menurut rekomendasi RDA (Recommended Dietary
Allowances) adalah 2000 mg/hari.
Penggunaan vitamin c dosis tinggi dapat meningkatkan resiko pembentukan batu pada ginjal. Penelitian dilakukan oleh Thomas et al pada pria 23.355 swedia yang mengkonsumsi vitamin c oral dosis tinggi selama 10 tahun. Hasilnya menunjukkan bahwa asam askorbat dosis tinggi meningkatkan resiko pembentukan batu ginjal 2 kali lipat. Namun dalam penelitian ini Thomas tidak menjelaskan bagaimana efek yang terjadi pada wanita, karena pria secara intrinsik memiliki kemungkinan lebih tinggi mengalami gangguan ginjal.
Sebelum kamu memutuskan untuk menjalani serangkaian perawatan kulit menggunakan injeksi vitamin c intravena, pastikan dulu kalau kamu sudah mengerti efek samping dan keuntungannya. Lakukan penyuntikan vitamin c atau suplemen lainnya di dokter yang terlatih. Jangan pernah berpikir untuk melakukan suntikan sendiri atau oleh tenaga tidak terlatih.
Referensi
:
Al-Niaimi,
Firas., Chiang, Nicole Yi Zhen. Topical Vitamin C and The Skin : Mechanisms of
Action and Clinical Applications. J Clin Aesthet Dermatol. 2017 Jul; 10(7): 14
- 17
Baumann,
Leslie MD. Vitamin C. Dermatology News MDedge Network. 2016
Ong,
Keith. Skin Hydrating and Whitening Effect of Vitamin C and Gluthatione in
Asian Skin Types. International Journal of Aesthetic and Anti Ageing Medicine. 2015
Telang,
Pumori Saokar. Vitamin C in Dermatology. Indian Dermatol Online J. 2013 Apr-Jun;
4(2): 143-146