Datang

Kalau kamu datang,

Aku berjanji tidak akan bertanya mengapa baru sekarang

Kalau kamu datang, aku berjanji tidak akan membuatmu berdiri terlalu lama

Kalau kamu datang, aku berjanji tidak akan bertanya,

hati mana saja yang sudah kau lewati untuk sampai disini

Karena dengan langkahmu, aku terbangun

Dari mati suri yang kunina-bobokan sendiri

Kalau kamu datang, tolong jangan pergi

Aku lelah menjaga pintu

Kalau kamu datang

Aku berani sumpah, aku tenang

Dikutip dari Sadgenic by Rahne Putri

Ini bukan lagi sekedar menunggu, sayang. Ini lebih dari menunggu. Kau pikir, aku sebegitu sukanya dengan ini? Tidak. Tidak ada satupun orang didunia ini yang benar-benar suka untuk menunggu, apalagi menunggu sesuatu yang tidak pasti.

Mungkin beberapa teman-teman ku benar, kau bukan orang yang layak untuk ditunggu.

Tapi mengapa aku masih saja kekeuh menunggu mu?

Dan kenapa juga hati dan logika ku tidak bisa sejalan, tidak bisa memutuskan untuk berhenti atau tetap menunggu

Atau kau memang sedang menguji ku? Kalau memang begitu, itu benar tidak adil. Kau disana tahu kalau aku sedang menunggu mu, sedangkan aku tidak tahu kau benar ingin ditunggu atau hanya sekedar mempermainkan kesabaran ku saja.

Rahne Putri benar, aku mulai lelah menjaga pintu.

Cepatlah pulang, biar aku dapat tenang. 

Sebenarnya si A peduli kepada si B, sehingga dia memberi masukan ke si B untuk berhenti menyakiti dirinya sendiri. Namun si B bertindak seolah-olah tak menghiraukan nasehat si A, padahal sebenarnya dia memikirkan kalimat itu semalaman. Sedangkan si A enggak pernah tahu; jika pun si B bisa, dia akan berhenti sendiri.

Lalu salah siapa? Haruskah kamu menyalahkan si A yang peduli kepada si B atau menyalahkan si B yang tidak bisa membohongi hati kecilnya?

Kamu masih ingat pepatah ini, "Karna setitik nila rusak susu sebelanga"?
Itu artinya tidak ada hal yang sia-sia.
Bahkan sekecil apapun itu.
Iya, tidak ada hal yang sia-sia.
Iya.
Tidak ada.

-------------------------------------------------------------------------------------------

TERNYATA BELAJAR NYETIR MOBIL ITU SULIT! AKK~!

Ini wajah saya saat diajarin papa nyetir mobil di kawasan Universitas Riau. Liat aja betapa tegangnya (--,) Percayalah, situasi sebenarnya lebih tegang dari foto.

Target Liburan? Well, seharusnya saya sudah mulai memikirkan ini.

Setiap liburan, waktu habis dan pergi begitu saja. Hilang entah kemana, tanpa memberi sebuah perubahan di penghujung liburan. Yang berubah cuma berat badan dan mungkin saja 'isi dompet' untuk beberapa waktu. Liburan selalu begitu saja, tidak memberi kesan apa-apa.
Saya mulai memikirkan beberapa kemungkinan. Kali saja di liburan semester yang tidak terlalu lama ini dapat menimbulkan kegiatan positif atau paling enggak tidak hanya menambah berat badan. Tahu sendiri lah, kenaikan berat badan selalu berbanding lurus dengan lamanya liburan.
Kemungkinan pertama yang saya pikirkan adalah, menulis. Rasanya sudah lama sekali tidak membangkitkan imajinasi-imajinasi hebat di otak. Waktu terlalu lama digunakan untuk mengkhayal saja, tanpa menjadikannya sebuah karya. Semuanya tertanam di lobus-lobus otak saja, tanpa meneruskannya ke ekstremitas. Rasanya sial bukan? Padahal kalau saya jadikan tulisan, bisa saja saya menjadi salah satu pemenang lomba novel bukune yang baru saja diumumkan beberapa hari yang lalu. Tapi kok setiap ingin memulai, selalu saja malas. Selalu saja mencari-cari alasan untuk tidak menyentuh laptop, selalu saja begitu. Ah.
Kemungkinan kedua, sepertinya asik untuk belajar beberapa menu masakan di dapur. Mumpung uwak yang kerja dirumah lagi libur lebaran. Beberapa hari yang lalu saya mulai memikirkan untuk memasak sebuah kue sejenis pie. Tapi sepertinya sulit ya.
Kemungkinan terakhir, belajar. Ini bukan kemungkinan lagi, tapi memang harus dilakukan! Bad newsnya, pertengahan Agustus ada ujian di kampus! Nyebelin kan? Mana bisa konsen kalau begini, huf. Belajar disaat liburan itu bullshit sih.

Semoga semuanya berjalan baik-baik saja, walaupun nantinya tidak satupun target yang berjalan sempurna. Semoga liburan kali ini baik-baik saja.

Ya. Baik-baik saja.