Sebenarnya aku bukanlah pecinta Raisa dan Hamish. Satu-satunya hal yang bisa ku nilai dari Raisa, dia cantik (jelaslah. semua juga tau haha) dan suaranya khas, eh ups! itu udah dua hal ternyata ya haha. Sedangkan dari Hamish, aku cuma tau dia tjakep, udah itu aja. 

Berhubung kemaren adalah perhelatan pesta pernikahan Raisa dan Hamish, mendadak satu juta orang di sosial media jadi heboh bahkan pakai acara bikin hastag #haripatahhatinasional. Udah semacam hari kebangsaan aja jadinya ya, aku harap semoga Pak Jokowi gak ada keinginan untuk menjadikan tanggal 3 September sebagai tanggal merah di kalender. 

Tidak dipungkiri Raisa - Hamish ini memang masuk dalam daftar selanjutnya pasangan artis ter-tak-rela jika-bersatu setelah Chelsea - Glenn dan Sandra Dewi - Harvey. Bahkan sekarang aku udah bisa bayangin bagaimana bentuk bayi dari hasil persilangan kromosom Raisa dan kromosom Hamish, otomatis bakal masuk kumpulan the next generation Gempita Nora Marten dan Nastusha Alinskie.

Masih bicara soal pesta pernikahan Raisa - Hamish kemaren, mas kawinnya logam mulia 1/2 kilo gengs! Coba ya aku bantu hitungin nih.... menurut perkiraan ku sudah pasti logam mulianya adalah mas 24 karat yang per-gramnya sekitar Rp. 550.000 , jadi jika 500 gram berarti jumlahnya mencapai Rp. 275.000.000 ITU CUMA MAS KAWIN AJA YAA GENGS, belum biaya katering, sewa gedung, dekorasi, biaya baju pengantin di Vera Kebaya dan lain-lainnya. Lucunya tadi pagi aku nonton berita selebritis di salah satu TV Swasta, ada seorang warga diwawancara yang mengatakan akan rela ngasih mas kawin Raisa sebanyak TIGA KILOGRAM.

DAEBAAAAK!

Jika seandainya Raisa adalah boru batak dengan sinamot (mas kawin) 1/2 kilogram logam mulia, bahkan ada yang berani bayar 3 kilo. Astaga, persentase bahaya gagal naik kepelaminan pasti tinggi. Akan muncul percekcokan dari pihak simatua (atau mertua) yang tidak terima dengan tuhor (mas kawin) semahal itu. Apalagi inang-inang batak jaman sekarang parbadanya luarbiasa, gak peduli apa yang akan terjadi kalau menurutnya sinamot pihak boru terlalu mahal... gak jadi marpesta pun bisa. Bahaya sekali kan. Tapi untungnya Raisa bukanlah boru batak, jadi tidak akan mungkin terjadi hal -hal seperti itu.

Berikut ini adalah 2 Pelajaran yang Bisa ditangkap dari Pernikahan Raisa-Hamish yang membuat pernikahan mereka bukan hanya sekedar pernikahan artis tapi bisa juga menjadi pembelajaran untuk kita.

1. Setiap orang pasti dipasangkan dengan yang 'sepadan' dengannya

Buat kalian yang memiliki cita-cita untuk memiliki suami atau istri seperti Hamish ataupun Raisa, please look your self first. Percayalah gak ada yang namanya jodoh ganteng dan cantik tiba-tiba turun dari langit datang menghampiri kalian seperti dalam kisah FTV dan Drama Korea. Jelas, itu semua hanya halusinasi! Gausah mikir jauh-jauh kali lah untuk mengharapkan kisah mustahil seperti itu. Satu hal yang bisa kalian lakukan hanya, cobalah lihat diri kita dulu. Udah pantes gak punya pasangan hidup kayak Raisa ataupun Hamish? Jika ngerasa udah, so yaa go ahead aja. Kalau belum? Masih ngarep juga kah? Aku pernah lihat isi snapgramnya @achasinaga, salah satu followersnya nanya begini

"Kak, apasih rahasianya dapat pasangan hidup yang takut akan Tuhan kayak Andy?"  

terus dijawab dong sama Acha begini,

"Kamunya juga harus takut Tuhan dan hidup dekat sama Dia. Sama kaya mau dapet jodoh baik, kitanya juga harus baik. Menurutku agak 'gak mungkin' sih kalau kita suka selingkuh atau flirty2 tapi pengen dapat jodoh yang setia." 

How a great answer I think sih.

Istilahku sih begini... Apakah mungkin jika menanam sebiji kacang yang kecil maka akan tumbuh sebuah pohon kepala yang tinggi? Jangan menuntut banyak disaat kamu hanya memberi sedikit.

Yes Raisa pantas mendapatkan Hamish, begitu juga sebaliknya. Bdw, congrats ye for you both gengs!

2. Lamanya sebuah hubungan gak menjamin bakal happy ending 

Kayaknya seluruh Indonesia ini juga tau kalau kekasihnya Raisa itu siapa sebelum Hamish. Mas Keenan dan Mbak Raisa udah pacaran lumayan lama, kalau gak salah 3 tahunan kan ya? Menurutku itu bukanlah waktu yang singkat. Bayangin aja kalau diibaratkan sama balita, 3 tahun pertama itu adalah golden timenya. Tiga tahun itu adalah waktunya yang bagus untuk tumbuh dan berkembang dengan baik untuk balita, makanya sebagai orangtua mesti cerdas memilih apapun yang akan dilakukan dan dikatakan didepan si balita itu. Balita dan hubungan antara dua manusia sama ajah sih menurutku, sama-sama tumbuh dan berkembang. Aku yakin sudah banyak hal yang telah dilalui oleh Mas Keenan dan Mbak Raisa selama 3 tahun itu. Tapi ujungnya gimana? Eh Mbak Raisanya malah happy ending sama Mas Hamish yang hubungannya belum nyampe setahun. Emang jodoh itu gak perlu lama-lama prosesnya sih. Belum nyampe setahun, Raisa langsung yakin ketika diajak nikah.

Pic From : supernews

Mungkin intinya seperti ini, jika itu emang bagianmu mau angin topan badai beliung juga bakalan jadi. Sedangkan yang bukan bagian mu, tetap akan pergi walau kau raih dengan segala kekuatanmu. 

Sungguh pelajaran yang sangat berharga,. Terimakasih Raisa-Hamish, sudah menyadarkan kami kalau pacaran gak perlu lama-lama.

Udah aaah jangan tegang amat baca ini. Tarik napas panjang sambil minum teh manis dingin kan enak. Oh yaaa... STOP! mendambakan seseorang yang tidak mengenalimu untuk jadi jodoh. Jika ada diantara kalian yang mungkin berdoa supaya jadi jodohnya Lee Min Ho ataupun Song Jong Ki yang akan menikah dengan Song Hye Ko bulan Oktober nanti, pleaseeee buang pemikiran itu. Karna sekali lagi aku tegaskan, mereka tidak mengenal kalian. Mending berdoalah supaya dipertemukan dengan jodoh yang kalian kenal, yang dalam kehidupan nyata memang bisa di raih bukan hanya dalam imajinasi. 

Hiduplah dengan normal, lalu sapalah tetangga sebelah rumahmu. Manatau dialah jodoh yang selama ini kamu cari.

Happy weekend! Weekend adalah waktunya aku review produk, yeay!

Akhir-akhir ini aku lagu suka-sukanya pakai face mask, sampai dalam sehari aku bisa pakai masker dua kali. Pagi hari aku pakai masker tomat, iyap tomat yang dipotong-potong terus di gosokin ke muka sedangkan malam harinya aku pakai powder mask atau clay mask yang dibuat oleh pabrik. Tapi entah kenapa aku kurang suka sama masker yang berbentuk sheet mask, padahal korea suka banget kan pakai sheet mask gitu. Aku lebih milih masker yang wash off atau yang dicuci pakai air jika sudah kering. 

Kali ini aku mau review masker tradisional yang lagi sering aku pakai. Kebetulan setelah mengubek-ubek isi file di google search, masker ini masih tergolong jarang direview. Mungkin karna belum banyak orang yang tahu atau pernah liat tapi gak tertarik mencoba. Masker ini aku beli di Bali ketika lagi jalan-jalan kesana. Entah kenapa aku selalu aja tertarik mencoba produk tradisional yang dibuat oleh bahan rempah-rempah. Bahkan skincare ku aja selama 3 tahun selalu memilih yang organik gitu, kayak keluaran The Body Shop ataupun Kiehls. 

Everyone know kalau Bali selain terkenal karna wisata dan pantainya, mereka juga dikenal dengan produk-produk spa yang bagus. Atas dasar inilah, sebelum kesana aku udah niatin diri sendiri buat beli produk perawatan keluaran bali. Penasaran dan yaaa lagi-lagi aku suka sama produk tradisional berbahan rempah-rempah dan tumbuhan. 

Aku bahas dari kemasan dulu ya. Kalau dilihat-lihat, kemasannya biasa aja, cuma dibungkus plastik warna silver lalu ditempeli stiker depan-belakang. Aku sih gak tertarik kalau liat kemasannya. Apalagi jaman sekarang udah banyak masker lokal dengan kemasan yang bagus-bagus, sehingga orang tertarik buat belinya. Mungkin lain kali Bali Alus bisa memperbaiki kemasan produknya lagi. Sayangkan kalau punya produk bagus tapi kemasannya tidak mendukung. Padahal bentuk kemasan yang menarik menjadi salah satu daya tarik pelanggan buat beli loh. Maaf, komposisinya terpotong disitu. Aku juga udah cari di web Bali Alus untuk komposisi bahan masker ini, tapi susah banget buat nemunya. Jadi sekali lagi maaf ya, aku ga bisa menjabarkan komposisi masker ini. 

Bentuk masker ini berupa bubuk. Jadi harus dicampur dengan air atau toner. Aku biasanya campur dengan air mawar putih mustika ratu yang udah dimasukkan ke kulkas sebelumnya. Warna masker ini hijau mint yang soft banget, aromanya mint segar dan jujur aku suka sama aromanya, super relaxing dan bikin tenang pikiran. 

Ketika di aplikasikan ke wajah, ada rasa cekit-cekitnya gitu. Mungkin buat yang baru pertama kali coba bakal ngerasa pedih. Aku rasa itu karna efek mintnya, namun jangan khawatir rasa cekit-cekitnya cuma sebentar kok entar lama-lama ilang dan yang tinggal cuma efek dinginnya doang. Setelah kering masker yang semula berwarna hijau mint soft ini akan berubah jadi warna putih. Keringnya cepat, sekitar 10 - 15 menit. Aku saranin kalau udah kering langsung dibilas dengan air ya, jangan didiemin terlalu lama biar manfaatnya gak hilang. 

Overall, aku suka sama masker ini. Efeknya relaxing dan bikin seger kulit. Kalau di aku sih agak bisa bikin jerawat kempes. Disclaimer nih ya, aku punya jerawat di pipi kanan yang lumayan ganggu dan bikin sebel. Setelah pakai ini, rasanya jerawat yang awalnya merah jadi sedikit calming dan tenang. Aku biasa pakai ini setiap 2 hari sekali. 

Isi masker ini 100 gram dan lumayan lama habisnya. Harganya murah sih menurutku yaitu Rp. 28.500,-. Aku beli ini di Pusat Oleh-oleh Krisna Bali, dan setelah aku searching ternyata di beberapa guardian dan boston ada juga jual produk Bali Alus. 

Repurchase? Yes! Mudah-mudahan bisa nemu di guardian ya. Karna aku suka banget sama face mask ini hihi.

Next time aku bakal review face mask lain ya. Soalnya aku emang suka maskeran, dan jenis maskerku lumayan banyak dirumah. Beberapa ada yang bagus, tapi tentu ada yang mengecewakan. 

So ya, stay tune terus di blog ini! ^^