nissaflorence: June 2012

Ternyata gak semua dari kenangan masa lalu benar-benar bisa dilupakan. Terkadang tanpa sengaja kamu mengatakan, melakukan, melihat sesuatu yang seharusnya memang tak pantas lagi buat dibahas dimasa kini.

Beberapa hari yang lalu, seorang teman kecil aku nge-bbm aku. Awalnya sekedar say hello, cerita-cerita masa kecil dulu, dan sudah pasti ujung-ujungnya curhat. Aku sangat mengenal dia, dia juga sangat memahami ku. Kami seperti satu tubuh yang gak bisa dipisahkan. Aciee.

Sebenarnya sih, tidak ada yang perlu di ceritakannya lagi kepadaku. Aku sudah tau ceritanya, bahkan sudah sangat tahu. Aku masih ingat bagaimana dulu dia begitu sangat antusiasnya menceritakan seseorang demi seseorang yang pernah singgah dihidupnya. Namun kali ini berbeda. Dua tahun belakangan ini dia selalu menceritakan orang yang sama, tiada bosan. Tapi aku bosan. Dan sudah seharusnya aku bertindak sebagai seorang sahabat yang baik. Mendengarkan dia. Pernah dia berkata kepadaku, “Maafkan aku ya cak. Kalau aku gak cerita sama mu, sama siapa lagi coba?” dan aku hanya tersenyum kemudian lalu memeluknya kuat.

Dan seperti sebelum-sebelumnya, aku kembali mendengarkan. Ceritanya sama. Masih tentang lelaki itu. Sangkin seringnya dia menceritakan tentang laki-laki itu, aku pun jadi merasa sudah sangat kenal dekat dengan lelaki itu.

Ceritanya kali ini bermula dari ingatannya akan SNMPTN. Tahun lalu, persis pada masa-masa kelulusan seperti ini ada yang terjadi antara dia dan lelaki ini. Ups, bukan sesuatu yang negatif dong ya. Hanya sebuah obrolan singkat tentang cita-cita mereka. Sedetail mungkin dia menceritakan padaku. Tempat, jam, pakaian lelaki itu, wajahnya, kata-katanya, semuanya dia ingat. Aku tidak mengerti mengapa dia dapat mengingat hal sedetail itu. Aku saja bisa sangat mudah melupakan perkataan ku semenit yang lalu. Entahlah.

Beberapa hari yang lalu, aku pernah melihat sebuah akun twitter yang mengatakan, "dibutuhkan waktu 17 bulan 26 hari untuk benar-benar melupakan mantan" Entah kenapa aku berharap pernyataan ini benar. Sebenarnya saat melihat pernyataan seperti ini, aku ingin sekali me-retweet-kan untuk dia. Tapi aku kembali ingat, dia paling pantang ngebahas yang namanya mantan ditwitter. Dia ingin semua orang tahu kalau dia bahagia. Seolah-olah dia telah melupakan lelaki itu. Berpura-pura. Padahal sebenarnya, hal itu justru buat dia semakin sakit.

Aku tak dapat berbuat apa-apa. Yang dapat kulakukan hanya menjadi seorang sahabat yang baik. Temanku, mulailah membuka hati oke? Aku selalu berdoa semoga kau mendapatkan orang yang jauh lebih baik dari mantanmu yang tak seberapa itu. Fighting!

0Comments

, by Anissa Florence Oktina

In Film Wajib,

Time Traveller : The Girl Who Leapt Through Time

Time traveler. Bisa ditebak dong ya, ini film ngebahas apaan. Pertama kali jatuh cinta sama film ini, ya karna judulnya ini. Menantang. Yah walaupun setelah ditonton, isinya gak begitu bagus-bagus amat sih sebenarnya (read:menarik). Pemeran-pemeran dalam film ini juga enggak ganteng-ganteng amat. Jangan harap kalian nemuin aktor secakep Taylor Lutner, atau sehot Jerry Yan dalam film meteor garden di film ini. Pemerannya cenderung berwajah jepang asli, dengan raut muka seperti orang bangun tidur. Namun jalan cerita cukup bikin adrenalin naik. Sukses bikin aku menebak-nebak akhir ceritanya seperti apa. Congrats buat sutradara dan penulis skenario time traveler. Film ciptaan kalian lumayan keren!

Time Traveller Trailler

Film ini dimulai dari pengenalan seorang professor farmasi (Kazuko) disebuah laboratorium. Disini diperlihatkan Kazuko sedang melakukan eksperimen dengan sebuah buah cherry dan beberapa ekor semut hitam didalam sebuah preparat. Yang bikin penasaran adalah ketika semut-semut didalam preparat itu mendadak hilang. Aku mulai menebak jalan cerita selanjutnya.

Kazuko memiliki seorang putri (Akari) yang baru saja menamatkan sekolah menengah atas. Dalam cerita ini, Akari yang akan melanjut ke perguruan tinggi ternyata memilih fakultas yang sama dengan ibunya yaitu farmasi.

Suatu hari, Goro yang merupakan salah seorang teman Kazuko semasa SMP menemuinya. Goro memberikan selembar foto remaja lelaki dan perempuan berseragam SMP serta setangkai bunga lavender kepada Kazuko. Oke, bersiap-siaplah untuk semakin penasaran! Ternyata, foto itu adalah foto Kazuko bersama Kozuo. Mereka berdua adalah teman sekelas sewaktu SMP. Setiap hari semenjak ditemukan foto anak SMP itu, Kazuko semakin sering melamun. Konsentrasinya buyar. Hingga pada suatu hari, secara tidak sengaja dia ditabrak sebuah mobil ketika sedang melamun ditengah jalan. Kazuko koma.

Mendengar berita ini, Akari panik. Dia memang hanya tinggal berdua bersama ibunya. Ayahnya, Mashimachi Yasegawa tidak pernah bertemu dengannya sejak kecil. Alasannya, Yasegawa sedang mempunyai proyek besar dalam pekerjaannya. Sesampainya Akari dirumah sakit, Kazuko mendadak sadar. Dia menyuruh Akari mengambil benda dalam tasnya. Ternyata benda tersebut adalah benda yang tempo hari diberikan Goro kepada Kazuko. Dia membisikkan sesuatu kepada Akari dan menyuruh Akari kembali ke April 1972 padahal mereka sedang berada di Maret 2010. Time traveler.

Banyak hal yang bisa dipetik dari film ini. Moral dan maknanya bener-bener bikin jantung lupduplupdup. Berbeda dengan The Butterfly Effect, dalam Time Traveler ini masa lalu sama sekali tidak bisa diubah. Masa lalu ya masa lalu, biarlah tetap menjadi sebuah sejarah. Bahkan dalam film ini, kita juga dipaksa untuk melupakan masa lalu dan terus berjalan kedepan. How great!

Setelah beberapa film bertemakan ‘kembali kemasa lalu’ aku tonton, mungkin cuma time traveler ini yang memiliki jalan cerita berbeda. Sebelumnya, aku pernah nonton The Butterfly Effect, Time Cop, Timeline. Jalan ceritanya sama. Mengubah masa lalu. Kalo Time travel, isinya berfokus pada janji dimasalalu yang tidak ditepati hingga 38tahun lamanya. Jadi, Akari kembali ke tahun 1972 (atas perintah Kazuko) hanya untuk menyampaikan sebuah janji yang belom ditepati. Hayoo penasaran kan? Aku rekomendasikan ini film wajib ditonton, great movies :)